PERNYATAAN BERSAMA UNICEF WHO IDAI
Jakarta – Indonesia 7
Januari 2005
|
I.
KEBIJAKAN TENTANG PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI
|
• Memberikan Air Susu Ibu (ASI) segera setelah
lahir – dalam waktu 1 jam pertama
• Memberikan
hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai umur 6
|
bulan
• Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
pada bayi mulai umur 6 bulan
• Tetap memberikan ASI sampai anak umur 2 tahun
atau lebih
II. PEMBERIAN ASI (MENYUSUI)
• Pemberian ASI
merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
|
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga
bermanfaat bagi ibu.
|
• ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi
|
seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
|
• Pada umur 6
sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena
|
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna
memenuhi semua kebutuhan
|
bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI).
|
• Setelah umur
1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan
|
bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan
karena masih memberikan
|
~ Menyusui
menjadi lebih penting karena sangat terbatasnya sarana untuk
|
penyiapan susu formula, seperti air bersih, bahan
bakar dan kesinambungan
|
ketersediaan susu formula dalam jumlah yang memadai.
|
~ Pemberian
susu formula akan meningkatkan risiko terjadinya diare,
|
kekurangan gizi dan kematian bayi.
|
~ Sumbangan
susu formula dari donor, maka distribusi maupun penggunaannya
|
harus di monitor oleh tenaga yang terlatih, sesuai
dengan beberapa prinsip
|
dibawah ini:
Susu formula hanya boleh diberikan pada
keadaan sangat terbatas, yaitu:
|
Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui
dari ibu, dan
|
relaktasi tidak memungkinkan.
|
Diberikan hanya kepada anak yang tidak dapat menyusu,
misalnya: anak
|
Bagi bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak lagi bisa
menyusui,
|
persediaan susu formula harus dijamin selama bayi
membutuhkannya.
|
Diusahakan agar pemberian susu formula dibawah supervisi
dan
|
monitoring yang ketat oleh
tenaga kesehatan terlatih
Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi yang
memadai dan
|
konseling tentang cara penyajian susu formula yang
aman dan praktek
|
pemberian makan bayi yang tepat.
|
Hanya susu formula yang memenuhi standar Codex
Alimentarius yang
|
Sedapat mungkin susu formula yang di produksi oleh
pabrik yang
|
melanggar Kode Internasional Pemasaran Susu Formula
jangan/tidak
|
Jika ada pengecualian untuk butir diatas, pabrik
tersebut sama sekali
|
tidak diperbolehkan mempromosikan susu formulanya.
|
Susu Kental Manis dan Susu cair tidak boleh diberikan
kepada bayi
|
berumur kurang dari 12 bulan.
|
Susu formula diberi label dengan petunjuk yang jelas
tentang cara
|
penyajian, masa kadaluwarsa minimal 1 tahun, dalam
bahasa yang
|
dimengerti oleh ibu, pengasuh atau keluarga.
|
Botol dan dot tidak boleh di distribusikan
dan tidak dianjurkan
|
Pemberian susu formula hendaknya menggunakan
|
Untuk mengurangi bahaya pemberian susu formula,
beberapa hal
|
dibawah ini sebisa mungkin dipenuhi:
|
o Gunakan
cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan
|
o Alat yang
bersih untuk membuat susu dan menyimpannya.
|
o Sediakan alat
untuk menakar air dan susu bubuk (jangan gunakan
|
o Bahan bakar
dan air bersih yang cukup (bila memungkinkan
|
gunakan air dalam kemasan).
|
o Kunjungan
ulang untuk perawatan tambahan dan konseling.
|
o Lanjutkan
promosi menyusui untuk menghindari penggunaan susu
|
formula bagi bayi yang ibunya masih bisa menyusui.
|
~ Susu bubuk
skim tidak boleh diberikan sebagai komoditas tunggal atau sebagai
|
bagian dari distribusi makanan secara umum, karena
dikhawatirkan akan
|
digunakan sebagai pengganti
ASI.
Rekomendasi tersebut diatas didasarkan pada Kode
Internasional Pemasaran Susu
|
Formula, World Health Assembly (WHA) tahun 1994 and
1996, Keputusan Menteri
|
Kesehatan Republik Indonesia tentang Pemasaran
Pengganti ASI, dan Keputusan
|
Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004 tentang
Pemberian ASI Eksklusif.
|
pada bayi di Indonesia. WHA ke 47 menyatakan
”Pada operasi penanggulangan
|
bencana, pemberian ASI pada bayi harus dilindungi, dipromosikan dan
didukung.
|
Semua sumbangan susu formula atau produk lain dalam
lingkup Kode, hanya boleh
|
diberikan dalam keadaan terbatas”
|
III. MAKANAN
PENDAMPING ASI (MP-ASI)
|
• MP-ASI hanya
boleh diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
|
• MP-ASI
sebaiknya disediakan berdasarkan bahan lokal (bila memungkinkan).
|
• MP-ASI harus
yang mudah dicerna.
|
• Pemberian
MP-ASI disesuaikan dengan umur dan kebutuhan gizi bayi.
|
• MP-ASI harus mengandung kalori dan
mikronutrien yang cukup.
IV. PERAWATAN DAN DUKUNGAN BAGI IBU
MENYUSUI
|
• Ibu menyusui
membutuhkan perhatian dan perawatan ekstra.
|
• Kondisi yang
mendukung pemberian ASI eksklusif mencakup:
|
ii. Rangsum makanan tambahan.
|
iii. Air minum
untuk ibu menyusui.
|
iv. Tenaga yang terampil
dalam konseling menyusui.
Mitos tentang
menyusui dapat mengurangi rasa percaya diri ibu maupun dukungan
|
yang diterimanya. Empat mitos yang paling sering
adalah:
|
Stres menyebabkan ASI kering
|
Walaupun stres berat atau rasa takut dapat menyebabkan
terhentinya aliran ASI,
|
akan tetapi keadaan ini biasanya hanya
|
, sebagaimana reaksi fisiologis
|
lainnya. Bukti menunjukkan bahwa menyusui dapat
menghasilkan hormon yang
|
dapat meredakan ketegangan, memberikan ketenangan
kepada ibu dan bayi dan
|
menimbulkan ikatan yang erat antara ibu dan anak.
|
Ibu dengan gizi kurang tidak mampu menyusui
|
Ibu menyusui harus mendapat makanan tambahan agar
dapat menyusui dengan
|
baik dan mempunyai kekuatan untuk juga merawat anaknya
yang lebih besar. Jika
|
kondisi gizi ibu sangat buruk, pemberian susu formula
disertai alat bantu menyusui
|
diharapkan dapat meningkatkan produksi ASI.
|
Bayi dengan diare membutuhkan air atau teh.
|
Berhubung ASI mengandung 90% air, maka pemberian ASI
eksklusif pada bayi
|
dengan diare biasanya tidak membutuhkan cairan
tambahan seperti air gula atau
|
teh. Apalagi, dalam situasi bencana seringkali air
telah terkontaminasi. Pada kasus
|
diare berat, cairan oralit (yang diberikan dengan
cangkir) mungkin dibutuhkan
|
Sekali menghentikan menyusui, tidak dapat menyusui
lagi.
|
Jika bayi mendapat susu formula, ibu dapat menyusui
kembali setelah terhenti
|
sementara, dengan memberikan teknik relaktasi dan
dukungan yang tepat. Keadaan
|
ini kadang-kadang sangat
vital dalam kondisi darurat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar