Cari Blog Ini

Rabu, 16 Oktober 2013

9 Juta Bayi dan Ibu Menyusui Terancam Kurang Gizi Gara-gara Pemerintahan AS Tutup

Angga Aliya - detikfinance
http://images.detik.com/content/2013/10/04/4/asir.jpgJakarta - Dampak dari ditutupnya pemerintahan Amerika Serikat (AS) makin parah saja. Kali ini mengancam sekitar 9 juta bayi dan ibu menyusui di negeri Paman Sam itu.

Ibu dan anak dari golongan menengah ke bawah terancam kekurangan gizi gara-gara program kesehatannya dihentikan oleh pemerintah sehubungan dengan dirumahkannya pegawai federal buntut dari ditutupnya pemerintahan. Nah, para kaum ibu beserta bayinya tersebut mengandalkan program ini demi kesehatan dan pertumbuhan yang baik.

Program ini membagi-bagikan voucher untuk membeli makanan berkualitas tinggi, asupan khusus ibu menyusi, susu formula untuk bayi serta diskon di klinik persalinan seluruh AS.

Departemen Agrikultur AS memperkirakan program WIC ini masih berlangsung untuk beberapa pekan lagi, tapi jika pemerintah tetap ditutup makan program ini akan mandek.

Direktorat Layanan Makanan dan Nutrisi AS memang masih punya dana cadangan sekitar US$ 125 juta (Rp 1,2 triliun) yang bisa dipakai menyokong program tersebut. Namun jumlah itu masih sangat kecil jika dibandingkan yang diajukan ke pemerintah pusat sebanyak US$ 7 miliar (Rp 70 triliun).

Sejauh ini, wilayah yang sangat merasakan dampak dari berhentinya program ini adalah Arkansas dan Utah. Menurut Douglas Greenaway, kepala organisasi nirlaba National WIC Association, sebanyak 65.000 ibu dan bayi di Utah sudah berhenti menerima layanan ini.

"Ada konsekuensi terhadap kesehatan sang anak ketika sang ibu tidak lagi mendapatkan makanan dan nutrisi yang seimbang. Ditambah tidak ada lagi susu formula dan ASI untuk sang bayi," ujarnya seperti dikutip Forbes, Jumat (4/10.2013).

Sampai Rabu kemarin, Direktur WIC Margaret Saunders menegaskan pihaknya masih beroperasi meski tidak secara penuh. Ia saat ini bertanggung jawab untuk prorgram WIC di Chicago dan sekitaran Cook County.

"Kami masih melayani sekitar 50.000 ibu menyusui. Masih banyak lagi orang yang harus dilayani," ujar Saunders.
(ang/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar