BISNIS.COM,
JAKARTA – Distributor produk konsumen PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA)
membukukan kenaikan pendapatan konsolidasi sebesar 15,9% seiring dengan
peningkatan volume penjualan dan harga jual beberapa produk prinsipal.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Rabu (3/4/2013), emiten ini membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 7,5 triliun sepanjang 2012, naik dibandingkan Rp6,47 triliun pada tahun sebelumnya.
Kenaikan tersebut mendorong pencapaian laba bruto yang naik 15,6% menjadi Rp733,7 miliar dari Rp634,9 miliar sebelumnya. Meskipun demikian, beban usaha konsolidasi juga mengalami kenaikan 17,3% menjadi Rp524,2 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perseroan mencatat kenaikan biaya operasional disebabkan oleh beban penjualan yang meningkat 18,1% menjadi Rp399,7 miliar, terutama didorong oleh tingginya komponen biaya transportasi yang naik 19,8% menjadi Rp121,5 miliar.
Lebih tingginya kenaikan beban usaha konsolidasian yang mencapai 17,3% dibandingkan dengan kenaikan laba bruto konsolidasian yang hanya 15,6% membawa konsekuensi mengecilnya kenaikan laba usaha konsolidasi menjadi Rp209,5 miliar atau naik 11,4%.
Pada akhirnya, perusahaan yang juga mendistribusikan produk edukasi dan gas elpiji ini mencetak laba pemilik entitas induk senilai Rp112,4 miliar tahun lalu, naik 8,9% dibandingkan Rp103,2 miliar pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Rabu (3/4/2013), emiten ini membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 7,5 triliun sepanjang 2012, naik dibandingkan Rp6,47 triliun pada tahun sebelumnya.
Kenaikan tersebut mendorong pencapaian laba bruto yang naik 15,6% menjadi Rp733,7 miliar dari Rp634,9 miliar sebelumnya. Meskipun demikian, beban usaha konsolidasi juga mengalami kenaikan 17,3% menjadi Rp524,2 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perseroan mencatat kenaikan biaya operasional disebabkan oleh beban penjualan yang meningkat 18,1% menjadi Rp399,7 miliar, terutama didorong oleh tingginya komponen biaya transportasi yang naik 19,8% menjadi Rp121,5 miliar.
Lebih tingginya kenaikan beban usaha konsolidasian yang mencapai 17,3% dibandingkan dengan kenaikan laba bruto konsolidasian yang hanya 15,6% membawa konsekuensi mengecilnya kenaikan laba usaha konsolidasi menjadi Rp209,5 miliar atau naik 11,4%.
Pada akhirnya, perusahaan yang juga mendistribusikan produk edukasi dan gas elpiji ini mencetak laba pemilik entitas induk senilai Rp112,4 miliar tahun lalu, naik 8,9% dibandingkan Rp103,2 miliar pada tahun sebelumnya.
Editor : Bambang Supriyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar